1. Pengertian dan Tujuan Konsumsi
Dalam kegiatan tertentu Anda sering mendengar istilah konsumsi, di mana tugas dari
konsumsi adalah menyediakan makan dan minum. Agar mudah membedakan apakah suatu kegiatan merupakan kegiatan
konsumsi atau bukan, maka Anda harus memahami ciri-ciri kegiatan konsumsi sebagai
berikut:
1. barang yang digunakan dalam kegiatan konsumsi merupakan barang konsumsi.
2. ditujukan langsung untuk memenuhi kebutuhan.
3. barang yang dipergunakan akan habis atau berkurang.
Ada empat tujuan kegiatan konsumsi:
1. mengurangi nilai guna barang atau jasa secara bertahap.
2. menghabiskan nilai guna barang sekaligus.
3. memuaskan kebutuhan secara fisik.
4. memuaskan kebutuhan rohani.
2. Guna dan Nilai Barang/Jasa
Kegunaan memiliki beberapa macam kegunaan yang meliputi:
a. Kegunaan unsur (element utility), artinya suatu benda memiliki kegunaan dilihat
dari unsur benda tersebut.
Contoh: terigu yang dipergunakan untuk membuat kue.
b. Kegunaan tempat (place utility), artinya benda itu memiliki kegunaan setelah
dipindahkan tempatnya.
Contoh: Pasir yang dipindahkan dari sungai ke toko bangunan.
c. Kegunaan waktu (time utility), artinya benda itu memiliki kegunaan apabila dipakai
sesuai waktunya.
Contoh: Payung digunakan pada saat hujan.
d. Kegunaan bentuk (form utility), artinya benda itu memiliki kegunaan setelah dirubah
bentuknya.
Contoh: Kayu gelondongan dirubah menjadi meja.
e. Kegunaan kepemilikan (ownership utility), artinya benda itu berguna jika telah dimiliki.
Contoh: Mesin jahit yang dibeli dari toko mesin jahit.
Kegunaan pelayanan (service utility), artinya pelayanan atau service itu berguna
jika diberikan.
Contoh: Dokter mengobati pasiennya.
nilai barang dan jasa dapat dibedakan menjadi dua macam nilai:
1. Nilai pakai
Jika Anda menulis di buku pakai pensil, dikatakan pensil yang digunakan memiliki
nilai pakai. Jadi apakah yang dimaksud dengan nilai pakai itu? Nilai pakai adalah
kemampuan suatu barang dan jasa untuk digunakan oleh konsumen. Nilai pakai
terbagi atas nilai pakai subjektif, yaitu nilai barang atau jasa yang ditinjau dari
penggunaan barang atau jasa. Nilai pakai objektif adalah nilai barang atau jasa yang
ditinjau dari barang atau jasa tersebut. Coba Anda perhatikan contoh berikut. Cangkul
bagi petani memiliki nilai pakai subjektif dan bagi bangsa Indonesia mempunyai nilai
pakai objektif.
2. Nilai tukar
Nilai tukar adalah kemampuan suatu
barang untuk ditukar dengan barang lain. Nilai tukar terbagi atas nilai tukar objektif,
artinya nilai tukar barang berdasarkan barangnya. Nilai tukar subjektif, artinya nilai
tukar barang berdasarkan orang yang menukarkannya.
Contoh: Orang yang hobi dengan lukisan akan mempunyai penilaian yang berbeda
dengan orang yang tidak suka lukisan.
Teori Nilai Tukar Objektif
Nilai tukar objektif menurut beberapa pandangan teori nilai dinyatakan sebagai berikut.
a. Teori Nilai Biaya (Adam Smith)
Teori ini menekankan besarnya nilai suatu benda ditentukan oleh jumlah seluruh
biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi barang/jasa tersebut.
b. Teori Nilai Biaya Produksi Tenaga Kerja (David Ricardo)
Teori ini lebih menekankan bahwa besarnya nilai suatu barang sangat ditentukan
oleh besarnya upah tenaga kerja untuk memproduksi barang tersebut.
c. Teori Nilai Tenaga Kerja Masyarakat (Karl Marx)
Menurut teori ini nilai suatu barang ditentukan oleh besarnya biaya rata-rata upah
tenaga kerja masyarakat.
d. Teori Nilai Biaya Reproduksi (Carey)
Menurut teori ini nilai suatu barang berdasarkan biaya yang dikeluarkan bila
barang tersebut diproduksi kembali.
e. Teori Nilai Pasar (Humme dan Lock)
Berdasarkan teori ini besar kecilnya nilai suatu barang sangat dipengaruhi oleh
terbentuknya harga pasar.
3. Teori Perilaku Konsumen
a. Hukum Gossen I
Hukum Gossen I berlaku dengan syarat:
- benda yang dikonsumsi satu macam dan sejenis.
- pemenuhan berlangsung secara terus menerus, tanpa tenggang waktu.
Hukum Gossen I tidak berlaku apabila:
- benda yang dikonsumsi berbeda macam dan jenisnya.
- terdapat jarak waktu antara pemenuhan pertama dengan kedua dengan orang
yang berbeda-beda.
- tidak berlaku untuk benda-benda yang termasuk narkoba.
b. Hukum Gossen II
1. Pemenuhan yang dilakukan pada satu kebutuhan secara terus-menerus berhubungan dengan hukum Gossen
2. Pemuasan yang dilakukan pada berbagai macam kebutuhan dan berusaha mencapai
kepuasan yang sama berhubungan dengan hukum Gossen
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat konsumsi
Oleh karena itu besarnya konsumsi seseorang
akan dipengaruhi faktor-faktor sebagai berikut:
1. kemampuan masyarakat dalam menyediakan barang-barang konsumsi,
2. besarnya penghasilan, khususnya yang tersedia untuk dibelanjakan, dan
3. tingkat harga barang-barang.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar